Jumat, 20 Januari 2012

SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN DIDUKUNG DENGAN PEMBERIAN TUGAS PEMBUATAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) PADA SUB MATERI PROTOZOA DI KELAS X SMA NEGERI I KEDUNGADEM BOJONEGORO












0leh :
Ririn mulyani
(10640004)



JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS BAHASA DAN SAINS
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Pendidikan memiliki peranan penting dalam perkembangan suatu bangsa, tidak terkecuali bangsa Indonesia. Karena pendidikan merupakan salah satu tonggak dalam kelangsungan hidup suatu bangsa dan juga sebagai salah satu cara untuk mencerdaskan bangsa (seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945) maka pemerintah secara terus menerus memperbaiki sistem dan struktur yang terkait dengan dunia pendidikan. Salah satu upaya pemerintah dalam memperbaiki sistem dan struktur tersebut adalah dengan dilakukannya perubahan-perubahan / penyempurnaan kurikulum serta peningkatan mutu pendidikan.
Dalam sejarah kurikulum pendidikan Indonesia, Indonesia sudah mengalami perubahan kurikulum beberapa kali. Saat ini kurikulum yang digunakan adalah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), di mana guru diberi keleluasaan untuk mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat menjadi indikator-indikator yang disesuaikan dengan keadaan di sekitar sekolah dan kebudayaan di daerah yang bersangkutan.
Mengenai peningkatan mutu tenaga pendidik, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menentukan indikator-indikator yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Untuk mencapai indikator belajar, guru diberi keleluasaan pula dalam menentukan model-model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan.
 Pada dasarnya belajar adalah merupakan perubahan seseorang dari tidak bisa menjadi bisa atau dari tidak tahu menjadi tahu. Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) guru diharapkan bisa membantu menjadikan perubahan tersebut. Namun perlu digaris bawahi bahwa peran guru di sini hanya sebagai fasilisator. Siswa sendiri yang harus berusaha menjadikan kegiatan belajarnya berhasil. Selama ini kegiatan belajar mengajar selalu berorientasi pada teacher center, yang artinya bahwa gurulah yang menjadi pusat dari kegiatan belajar mengajar. Guru yang lebih berperan aktif dalam KBM. Budaya seperti ini harus dirubah agar hasil KBM menjadi lebih baik.  Kegiatan teacher center diganti dengan student center dimana siswa yang menjadi subyek dalam KBM. Diharapkan siswa yang berperan aktif dalam KBM.
Pendidikan yang bermutu tinggi perlu mengkaji metode dan alat yang digunakan sesuai dengan tujuan dan kemampuan anak didik. Belajar yang baik tentunya dituntut adanya aktivitas yang penuh dari siswa. Pemilihan model pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh terhadap siswa dalam meraih ketuntasan belajar. Berdasarkan hal tersebut guru harus pintar-pintar dalam memilih model pembelajaran. Model-model pembelajaran yang ada sekarang inipun sangat beraneka ragam, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (Nurdan Wikandari, 2000). Menurut Arends (dalam Ibrahim, dkk, 2005) pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang menghendaki adanya kerjasama siswa dalam kelompok-kelompok kecil, saling membantu untuk memahami materi pelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman serta kegiatan lainnya dengan mencapai prestasi belajar tertinggi. Belajar dianggap belum selesai jika salah satu teman dalam kelompoknya belum menguasai meteri pelajaran.
Dalam model pembelaajaran kooperatif terdapat 4 pendekatan utama yang dikembangkan, yaitu (a) pendekatan Student Team Achievement  Division (STAD), (b) pendekatan jigsaw, (c) pendekatan investigasi kelompok, (d) pendekatan struktural yang meliputi Think-Pair-Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Struktural Numbered Head Together (NHT). Dipilih pendekatan Numbered Head Together (NHT) Karena pendekatan ini penekanannya pada pendekatan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi interaksi siswa. Struktur ini menghendaki siswa bekerjasama dan saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih bercirikan penghargaan kooperatif daripada individual. Pendekatan Numbered head together (NHT) memanfaatkan tutor sebaya dan mengurangi dominasi siswa.
Pendekatan Numbered Head Together (NHT) sesuai dengan kondisi siswa yang selama ini pasif dalam pembelajaran  dan sering kali didominasi oleh siswa tertentu. Siswa yang terlibat dalam pembelajaran hanya sedikit. Hanya siswa-siswa yang aktif saja yang mau berpartisipasi sedangkan siswa yang pasif hanya memilih diam, duduk, dan mendengarkan. Hal ini menarik perhatian peneliti untuk membuat kegiatan belajar lebih menarik, dapat membuat siswa termotivasi dalam mengikuti pelajaran dan meningkatkan aktifitas siswa, karena dalam pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk bekerjasama, nilai yang didapat oleh individu adalah nilai kelompok sehingga setiap anggota kelompok saling menentukan keberhasilan anggota kelompok yang lain.
Perhatian peneliti juga tertuju pada bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) menjadi lebih baik. Cara yang digunakan oleh peneliti adalah dengan memberikan tugas pembuatan teka-teki silang (TTS) yang berkaitan dengan materi pelajaran kepada siswa secara individual.


B.     Perumusan masalah
Dari latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang muncul adalah:
1.      Bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dalam meningkatkan hasil belajar siswa?
2.      Bagaimana pengaruh pemberian tugas pembuatan teka-teki silang (TTS) pada model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa?


C.    Tujuan penelitian
1.      Mengetahui proses belajar mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).
2.      Mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan  model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).
3.      Mengetahui pengaruh pemberian tugas pembuatan teka-teki silang (TTS) pada model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa.


D.    Manfaat penelitian
1.      Dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).
2.      Mensosialisasikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).
3.      Memberi masukan pada guru dalam pemberian tugas pembuatan teka-teki silang (TTS) pada model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dalam meningkatkan hasil belajar siswa.


E.     Asumsi dan pembatasan penelitian
1.      Asumsi
Pada penelitian diasumsikan bahwa semua siswa dalam satu kelas penelitian mempunyai kemampuan yang sama/ sejajar dan masing-masing siswa diasumsikan mempunyai kemampuan akademik, kemampuan sosial dan kondisi ekonomi yang heterogen.
2.      Pembatasan penelitian
Mengingat keterbatasan waktu, fasilitas dan lain-lain. Kegiatan penelitian ini memiliki beberapa batasan sebagai berikut:
a.             Subjek penelitian pokok adalah siswa kelas X SMA Negeri I Kedungadem Bojonegoro. Yang ditetapkan berdasarkan rata-rata nilai ujian akhir mata pelajaran Biologi semester sebelumnya.
b.            Model pembelajaran diterapkan masing-masing dua kali pertemuan.
c.             Materi yang dijadikan objek penelitian adalah materi Invertebrata.


















BAB II
KAJIAN PUSTAKA



II.1 Model pembelajaran

Menurut Soekamto 1997, model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Model pembelajaran tidak hanya terbatas oleh 1 atau 2 model saja. Karena begitu beranekaragamnya materi sehingga tercipta  berbagai model pembelajaran. Banyak diciptakan model-model pembelajaran yang baru karena ternyata ada beberapa materi yang tidak cocok bila menggunakan model pembelajaran  yang lama.
Menurut Kardi dan Nur (2000). Model pembelajaran menunjukkan suatu pendekatan pembelajaran tertentu yang meliputi tujuannya. Dalam model pembelajaran terdapat 4 ciri yang tidak dimiliki oleh strategi atau prosedur tertentu, ciri-ciri itu antara lain:
1)            Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
2)            Landasan tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai)
3)            Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model pembelajaran tersebut dapat di laksanakan dengan berhasil.

II.2 Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran dari sekian banyak model yang dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (Nur dan Wikandari, 2000 ), pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar yang menghendaki siswa bekerja dalam kelompok kecil, saling membantu untuk memahami materi pelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar tertinggi. Belajar belum dianggap selesai bila salah satu teman dalam kelompoknya belum menguasai materi pelajaran.

Pada pembelajaran kooperatif terdapat pendekatan utama, yaitu : (a) pendekatan Student Team Achievment Division (STAD) , (b) pendekatan jigsaw, (c) pendekatan investigasi kelompok , (d) pendekatan struktural yang meliputi Numbered Head Together (NHT) dan Think-Pair-Share (TPS).
Dengan model pembelajaran kooperatif, siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya (Nur dan Wikandari, 1999). Siswa dikondisikan dalam kelompok-kelompok kecil dengan anggota kelompok yang heterogen (baik kemampuan, jenis kelamin, suku dan ras) sehingga mereka dapat saling membantu satu sama lain.

1.      Teori- teori yang melandasi pembelajaran koopertif
Suatu model pembelajaran pasti didukung oleh teori-teori yang melandasi suatu model pembelajaran. Begitu pula dengan model pembelajaran kooperatif. Adapun teori-teori yang melandasi model pembelajaran ini adalah:
a)      teori perkembangan intelektual Piaget
Menurut piaget (dalam Nur, 1998), perkembangan anak sebagian besar tergantung pada seberapa jauh anak mampu memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkunganya. Dalam pandangan Piaget pengetahuan berasal dari tindakan dan adaptasi dilakukan melalui proses asimilasi dan akomodasi.
b)      teori sosial-historis perkembangan intelektual Vigotsky
Menurut Vigotsky (dalam Nur, 1998), perkembangan kognitif tergantung pada masa kanak-kanak. Pengetahuan anak, sikap dan nilai berkembang melalui interaksi sosial. Vigotsky yakin bahwa bahasa berperan sangat penting dalam perkembangan interaksi kognitif. Kontribusi ysng sangat penting dari teori Vigotsky adalah penekananya pada hakikat Sosiokultural pembelajaran. Vigotsky menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak berada pada zona perkembangan Proksimal.
c)      John Dewey dan Herbert Thelen
Menurut John Dewey (Ibrahim dkk, 2005) menyatakan bahwa guru harus menciptakan sistem sosial di dalam lingkungan belajarnya yang mempunyai ciri dengan prosedur demokrasi dan proses ilmiah. Tanggung jawab utama guru adalah memotivasi siswa untuk belajar secara kooperatif dan memikirkan ketrampilan sosial penting yang muncul pada hari itu. Cara rasional untuk mencapai tujuan pendidikan yang penting adalah dengan menstrukturkan kelas dan aktifitas belajar siswa sedemikian rupa sehingga tercapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Dewey juga menyatakan bahwa kelas seharusnya menjadi cermin masyarakat yang lebih besar dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan nyata.
d)     Belajar berdasarkan masalah
Pandangan terakhir yang memberikan dukungan teoritis untuk pembelajaran koopertif dari para ahli dan peneliti yang tertarik tentang bagaimana individu belajar dari pengalaman. Pengalaman memberikan banyak sumbangan terhadap apa yang dipelajari seseorang. Pengalaman memberikan seseorang wawasan pemahaman dan teknik-teknik yang sulit untuk dipaparkan kepada seseorang yang tidak memiliki pengalaman serupa.
e)      Teori Thelan
Herbert Thelan dalam Rachmadiarti (2001) mengembangkan prosedur yang lebih tepat untuk membantu siswa bekerja dalam kelompok. Ia juga berargumen bahwa kelas haruslah menjadi laboratorium atau miniatur demokrasi yang bertujuan untuk mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi. Thelan yang tertarik dengan dinamika kelompok mempersiapkan dasar konseptual untuk pengembangan masa kini pembelajaran kooperatif.
f)       Teori Gordon Alport dan Relasi
Shlomo Sharan dalam Ibrahim (2000), mengikhtisarkan 3 kondidsi dasar yang dirumuskan Gordon Alport untuk mencegah terjadinya kecurigaan antar ras dan etnis, yaitu (1) kontak langsung antar jenis, (2) sama-sama berperan serta dalam kondisi status yang sama antara anggota dari berbagai kelompok dalam suatu setting tertentu, (3) di mana setting itu secara resmi mendapat persetujuan kerjasama antar etnis.

2.      Tujuan pembelajaran kooperatif
Dalam Ibrahim dkk.2000 model pembelajaran koopertif setidak-tidaknya memiiliki 3 tujuan antara lain:
a)      hasil belajar akademik
Model pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep sulit. Model pembelajaran ini juga dapat memberi keuntungan baik bagi siswa maupun kelompok atas kerjasama yang dilakukan dalam menyelesaikan tugas akademik siswa kelompok atas akan menjadi tutor siswa kelompok bawah sehingga kemampuan akademiknyapun meningkat. Sedangkan siswa kelompok rendah akan terbantu dalam menyelesaikan tugas akademik oleh kelompok siwa atas.  
b)      penerimaan terhadap perbedaan individu
Model pembelajaran kooperatif membuka peluang besar dalam penerimaan terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan atau ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif juga memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atau tugas bersama, dan melalui struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.
c)      pengembangan keterampilan sosial
Pembelajaran kooperatif mengajarkan pada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki dalam masyarakat dimana sebagian besar kerja orang dewasa dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain dan dimana masyarakat secara budaya sangat beragam. Untuk itu pembelajaran kooperatif sangat berguna dan bermanfaat bagi siswa sebagai bekal hidup di masyarakat.

3.      Ciri-ciri pembelajaran kooperatif
            Arend (dalam ibrahim, 2000) menyatakan kebanyakan pembelajaran yang menerapkan   model kooperatif memiliki ciri sebagai berikut:
a)      siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya
b)      kelompok dibentuk dari siswa yang memilki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c)      Anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin yang berbeda.
d)     Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.

4.      Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat 6 langkah. Langkah-langkah tersebut adalah:
Fase
Tingkah laku guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa
Fase 2
Menyajikan informasi
Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan demonstrasi atau bahan bacaan
Fase 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu siswa agar melakukan transisis secara efesien.
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi tentang materi yang dipelajari siswa atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6
Memberi penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar siswa.

5.      Keuntungan pembelajaran kooperatif
Beberapa keuntungan dalam pembelajaran kooperatif antara lain (dalam Indana, 1998):
1)      siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
2)      Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil.
3)      Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
4)      Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka berpendapat. Interaksi antar siswa juga meningkatkan perkembangan kognitif yang non konservatif menjadi konservatif (teori Piaget).

II.3 Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
Menurut Kagen 1993 (dalam Ibrahim dkk, 2005) Pendekatan Numbered Head Together (NHT) adalah pendekatan yang melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut, sebagai gantinya guru menggunakan 4 langkah sebagai berikut (menurut Arend dalam Ibrahim, 2000):
1)      Penomoran
Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-5
2)      Mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat spesifik atau berbentuk kalimat tanya.
3)      Berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.
4)      Menjawab
Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Pendekatan Numbered Head Together (NHT) dapat digunakan untuk melibatkan banyak siswa dalam menelaah dan mengecek pemahaman materi tertentu. dengan penerapan struktur ini siswa diharapkan aktif dalam proses pembelajaran. Struktur Numbered Head Togeteher (NHT) dapat digunakan guru untuk mengajarkan isi akademik atau mengecek pemahaman siswa terhadap isi materi tertentu. (Ibrahim, 2000). Dengan pendekatan Numbered Head Together (NHT), dalam pembelajaran sains Biologi dapat memecahkan masalah dengan berinteraksi dalam kelompok sedangkan guru hanya berperan sebagai pembimbing dalam pemecahannya.

II.4 Pemberian tugas siswa

II.5 Hasil belajar
Benjamin S Bloom dalam Waluyo (1998) membagi tujuan pembelajaran dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif (pengetahuan), ranah efektif (keinginan) dan ranah psikomotor (tidak psikis) tujuan pembelajara ini berhubungan erat dengan hasil belajar karena hasil belajar yang dicapai siswa harus sesuai dengan indikator.
Ranah kognitif berhubungan dengan kamampuan berpikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Evaluasinya dalam pembelajaran dapat berupa tes tertulis seperti tes obyektif (memilih jawaban).
Ranah efektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai. Sedangkan ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, seperti melompat, melukis, menari dan sebagainya. Evaluasi ranah psikomotor dalam pembelajaran adalah penskoran tes kinerja (tes praktikum, praktek olahraga atau memperagakan sesuatu). Dalam penilaian kinerja dapat dilakukan dengan rubrik yang nengandung kategori spesifik (misalnya skor 4 untuk kinerja yang baik sekali, 3 untuk kinerja yang baik, 2 untuk kinerja yang cukup dan 1 untuk kinerja yang kurang baik).


























BAB III
METODE PENELITIAN


A.    Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan kategori eksperimen semu atau peneletian pra eksperimental karena dalam penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok yang dikenai perlakuan dan tidak adanya kelompok kontrol. Dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran terinci dari situasi dan fenomena yang terjadi pada obyek penelitian (Arikunto, 1998). Sehubungan dengan hal tersebut penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran terperinci dari penerapan model pembelajaran Koopertif tipe Numbered Head Together (NHT) didukung dengan pemberian tugas pembuatan teka-teki silang (TTS).

B.     Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri I Kedungadem Bojonegoro dan dilaksanakan pada semester 1.

C.    Sasaran penelitian
sasaran penelitian ini adalah siswa kelas X SMA dengan subyek penelitian kelas X.  SMA Negeri I Kedungadem Bojonegoro yang berjumlah masing-masing kelas adalah    siswa. Dalam hal ini peneliti sebagai guru.

D.    Rancangan penelitian
Penelitian ini dilakukan dnegan menggunakan Desain One Shot Case Study dengan rancangan penelitian sebagai berikut:



 X          O
 
 

                                        




Keterangan :
X = Perlakuan yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) didukung dengan pemberian tugas pembuatan teka-teki silang (TTS).
O = Hasil belajar sesudah perlakuan berupa nilai tes (Arikunto, 1998).

E.     Variabel penelitian
1.      Variabel bebas
Variabel bebas adalah perlakuan yang diberikan pada subyek penelitian. Pada penelitian ini yang termasuk dalam variabel bebas adalah :
a.       model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
b.      pemberian tugas pembuatan teka-teki silang (TTS)
2.      Variabel kontrol
Pada penelitian ini yangmerupakan variabel kontrol adalah :
a.       siswa
b.      materi pelajaran
3.      Variabel terikat
Variabel terikat adalah hasil yang diperoleh setelah perlakuan. Pada penelitian ini yang termasuk variabel terikat adalah :
a.       Efektifitas pembelajaran
b.      Hasil belajar
c.       Respon siswa
d.      Aktivitas siswa

F.     Definisi operasional variabel
1.      Pembelajaran kooperatif tipe Numberd Head Together (NHT)
Pembelajaran koopertif tipe NHT adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa dikelompokan dalam kelompok-kelompok dan masing-masing anggota kelompok tersebut mendapat nomor. Nomor-nomor tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan dan mengemukakan ide. Siswa yang nomornya sudah diambil maka tidak mempunyai kesempatan lagi untuk menjawab/mengajukan pertanyaan dan mengemukakan ide.
2.      Pemberian tugas pembuatan teke-teki silang (TTS)
3.      Efektifitas pembelajaran
Efektifitas pembelajaran adalah tingkat ketercapaian hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan prosentase yang mencapai 75%.
4.      Hasil belajar
Hasil belajar siswa merupakan pencapaian nilai siswa yang meliputi segi kognitif dan efektif terhadap materi pelajaran. Hasil belajar siswa pada tiap pertemuan dihitung dengan menggunakan quis (1, 2, 3 dan 4) sedangkan hasil belajar akhir siswa dihitung dengan menggunakan tes berupa tes akhir (instrument 5), dan penilaian efektif dihitung dengan lembar penilaian efektif (LEK/ LED) (instrument 6 dan 7). Siswa tuntas belajarnya jika mencapai daya serap atau mendapat skor minimum 75 (Depdiknas, 2003 c) dan suatu kelas dikatakan berhasil apabila di kelas tersebut mandapat 75 % dari siswa yang telah mencapai daya serap atau mendapat skor minimum 75.
5.      Respon siswa
Respon siswa merupakan tanggapan dan minat siswa terhadap pembelajaran yang meliputi model pembelajaran, mata pelajaran, buku siswa, LKS dan penampilan guru yang diukur dengan menggunakan angket respon siswa (instrument 8).
6.      Aktivitas siswa
Aktivitas siswa didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran, aktivitas yang diamati terdapat pada lembar pengamatan aktivitas siswa.

G.    Prosedur penelitian
Prosedur penelitian ini terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.
1.            Tahap persiapan
a.       Melakukan wawancara dengan guru Biologi SMA Negeri I Kedungadem Bojonegoro tentang pembelajaran yang selama ini terjadi di SMA tersebut. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam proses balajar mengajar. Selain itu wawancara ini ditujukan untuk menentukan kelas yang akan dijadikan obyek penelitian.
b.      Mengadakan observasi terhadap kegiatan belajar mengajar biologi di SMA Negeri I Kedungadem Bojonegoro untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
c.       Melakukan analisis kurikulum yang meliputi :
·         Analisis standar kompetensi, yaitu menganalisis standar kompetensi yang dapat diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Berdasarkan hasil analisis diperoleh standar kompetensi… , yaitu :…
·         Analisis kompetensi dasar. Kompetensi dasar dianalisis sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Pada materi ini digunakan kompetensi dasar….
·         Analisis indikator. Analisis ini digunakan sebagai dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Pada penelitian ini digunakan… indikator. …indikator tesebut akan dijabarkan lagi dalam tujuan pembelajaran.
·         Analisis tes, analisis ini dibuat berdasarkan indikator yang sudah dibuat dimana tes yang diberikan kepada siswa adalah postest (quis) yang diberikan pada akhir pembelajaran.
d.      Menyusun instrument penelitian
Peneliti menyusun instrument penelitian yang terdiri atas perangkat pembelajaran yang meliputi :
·         Silabus
Silabus merupakan kumpulan dari rencana pmbelajaran (RP) yang dirancang untuk beberapa pertemuan. Di dalam silabus ini terdapat beberapa komponen antara lain standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, strategi pembelajaran, alokasi waktu dan sumber atau bahan.
·         Rencana pembelajaran (RP)
Rencana pembelajaran merupakan perangkat pembelajaran yang dibuat dan digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini RP disusun menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).
·         Buku siswa
Buku siswa merupakan kumpulan dari materi pelajaran.
·         Instrument pembelajaran, antara lain:
1)      Lembar tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan individu hasil belajar yang ingin dicapai untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes ini dilakukan setelah materi selesai.
2)      Lembar pengamatan
Lembar pengamatan ini digunakan untuk mengetahui situasi kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan terdiri dari:
·               Lembar pengamatan PBM dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) yang didukung dengan pemberian tugas pembuatan teka-teki silsng (TTS)
·               Lembar pengamatan aktivitas siswa.
1)      Angket respon siswa
Lembar angket respon siswa merupakan lembar yang digunakan untuk mengetahui pendapat atau tanggapan siswa terhadap proses belajar mengajar .
           2) Tahap pelaksanaan
Pada pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan RP yang digunakan dalam dua kali pertemuan.
a.       sebelum pelaksanaan uji coba peneliti membagi siswa dalam kelompok dengan masing-masing beranggotakan 3-5 siswa dan masing-masing siswa diberi nomor. Penentuan kelompok berdasarkan tingkat kemampuan siswa dan jenis kelamin.
b.      melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RP 1 dan RP 2.
c.       memberikan tes berupa tes formatif  setelah kegiatan pembelajaran selesai dilakukan.
d.      membagikan angket respon siswa setelah diadakan tes formatif.

H.    Teknik pengumpulan data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan metode observasi, metode tes dan angket respon.
1.            Metode observasi
Observasi penelitian ini dilakukan secara langsung pada saat kegiatan proses belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yng terdiri dari :
a.       lembar penngamatan PBM
b.      lembar pengamatan aktifitas siswa
2.            Metode tes
Tes diberikan untuk mendapatkan tentang hasil belajar siswa ditinjau dari ketuntasan belajar siswa, tes diberikan setelah pembelajaran selesai.

3.            Metode angket
Angket digunakan untuk memperoleh data respon siswa tentang pembelajaran yang telah diterapkan. Angket ini diberikan kepada semua siswa setelah tes formatif dilaksanakan.

I.       Teknik analisis data
Teknik analisiss data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan dalam rangka merumuskan kesimpulan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif yaitu mendeskripsikan kegiatan guru dan siswa selama PBM dan hasil belajar siswa. Analisis deskriptif yang dilakukan sebagai berikut :
1.      Pengamatan PBM
Analisis pengamatan PBM dengan pembelajaran kooperatif tipe Numbered head Together (NHT) yang didukung dengan pemberian tugas pembuatan teka-teki silang dinilai oleh pengamat dengan skala penilaian :
1 = kurang baik
2 = cukup baik
3 = baik
4 = baik sekali
Adapun kategori penilaiannya adalah :
0,00 – 0,69 = kurang
1,70 – 2,59 = cukup
2,60 – 3,49 = baik
3,49 – 4,00 = baik sekali
Analisis pengamatan PBM dihitung dengan menggunakan rumus :
                                             Total rata-rata tiap tahap presentase
Skor rata-rata tiap tahap =
                                                  Komponen pada tahap tertentu



2.      Aktivitas siswa
Analisis aktivitas siswa dengan menggunakan persentase yakni menghitung banyaknya kejadian yang muncul selama PBM berlangsung dengan jenis kegiatan dibagi frekuensi aktivitas keseluruhan dikalikan 100%.

x 100%

 
Frekuensi kejadian yang muncul  
Frekuensi aktivitas keseluruhan

3.      Tes hasil belajar siswa
Dari tes hasil belajar siswa dianalisis ketuntasan indikator hasil belajar yang telah dirumuskan dengan ketentuan jika 75% dari seluruh jumlah siswa menjawab benar suatu butir tes untuk mengukur suatu indikator, maka indikator tersebut tercapai.

x 100%

 
Jumlah siswa mencapai nilai > 75  
        Jumlah seluruh siswa
4.      Angket respon siswa
Data yang diperoleh mengenai pendapat siswa terhadap PBM dengan tugas pembuatan TTS dianalisis dengan rumus sbagai berikut :

              f x 100%
P =
                             N

            Keterangan : P = persentase jumlah responden
                                  f = jumlah jawaban responden
                                  N= jumlah responden
Respon siswa dikatakan positif jika persentase rata-rata siswa > 60%


BUKU SISWA


INVERTEBRATA

A.    Pengertian Invertebrata
Invertebrata berasal dari kata in (tidak) dan vertebrata (tulang belakang). Jadi Invertebrata adalah hewan tingkat rendah yang tidak mempunyai tulang belakang. Invertebrata meliputi kelompok hewan yang sangat luas terdiri dari kira-kira 19 filum, diantaranya adalah Protozoa, Porifera, Coelenterate, Platyhelminthes, Nemathelmintes, Annelida, Mollusca, Arthropoda dan Echinodermata. Namun, yang akan dibahas dalam buku ini hanya Protozoa.

B.     Protozoa
Protozoa berasal dari kata protos (pertama) dan zoon (hewan). Protozoa termasuk organisme kosmopolit. Ada yang hidup di dalam air, di tempat-tempat basah atau lembab, dan ada juga yang hidup sebagai parasit atau saprofit. Tiap protozoa merupakan kesatuan lengkap yang sanggup melakukan semua fungsi kehidupan yang pada jasad lebih besar dilakukan oleh sel-sel khusus.sebagian besar protozoa hidup bebas di alam, tetapi beberapa jenis hidup sebagai parasit pada manusia dan binatang. Ilmu yang mempelajari tentang kehidupan dan klasifikasi protozoa adalah protozoologi.

1.      Ciri-ciri dan sifat Protozoa
a.             Umumnya bersel satu dan berukuran antara 3-1.000 µ
b.            Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dan dibantu oleh organel-organel sel
c.             Umumnya di dalam sel terdapat satu inti.
d.            Bentuk tubuh ada yang selalu berubah-ubah dan ada pula yang tetap, berbentuk oval dengan atau tidak mempunyai flagel maupun silia.
e.             Reproduksi protozoa dengan cara:
v  Pembiakan aseksual, meliputi:
·   Belah pasang, pada tipe ini satu parasit membelah menjadi dua parasit yang sama. Misalnya Amoeba, flagellate dan ciliate.
·   Skizologi, pada tipe ini inti membelah menjadi banyakdan masing-masing inti diliputi oleh protoplasma sehingga terbentuk banyak merozoit(bagian).
·   Beberapa spesies berkembangbiak pada stadium kista. Inti membelah, sehingga ekskistasi tiap kista dapat mengeluarkan beberapa tropozoit baru.
v  Pembiakan seksual
Pada pembiakan seksual tampak bersatunya dua sel, yaitu syngami yang mungkin permanen atau tidak permanen. Pada pembiakan seksual terbentuk sel kelamin, yaitu makrogametosit dan mikrogametosit yang setelah belah reduksi menjadi makrogamet dan mikrogamet. Setelah terjadi pembuahan terbentuk zigot.
v  Pembiakan aseksual dan seksual bergantian. pembiakan
f.             Protozoa hanya dapat hidup dari zat-zat organik dengan memakan bakteri atau mikroorganisme lainnya.
g.            Pada lingkungan yang kurang baik, Protozoa akan mempertahankan diri dengan membentuk kista.
2.      Klasifikasi Protozoa
Berdasarkan alat geraknya Protozoa, dibedakan dalam empat kelas, yaitu Rhizopoda, Flagellata, Cilliata dan Sporozoa.

Gambar. 1: Klasifikasi Pro
a.            Rhizopoda (Sarcodina)
Contoh : Amoeba proteus

Gambar. 2: Stuktur Amoeb

1)      Ciri-ciri dan sifat Rhizopoda
a)      Bersel Satu
b)      Alat gerak berupa juluran sitoplasma yang disebut kaki semu (pseudopodia) dengan melakukan gerak amuboid.
c)      Bentuk tubuh tidak tetap yang terdiri atas ektoplasma dan endoplasma
d)     Makanan berupa tumbuhan dan hewan bersel satu lainnya.
Cara Amoeba memperoleh makanan (proses fagositosis):

Gambar. 3: Proses Fagositosis

e)      Hidup di perairan yang mengandung zat organik.
f)       Berkembangbiak secara vegetatif dengan membelah diri.






Gambar. 4: Pembelahan Amoeba

2)      Peranan Rhizopoda bagi kehidupan manusia
Peranan Rhizopoda ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan bagi manusia.
a)      Peranan yang menguntungkan
1)      Foraminefera, endapan fosilnya membentuk tanah globigerina yang berfungsi sebagai petunjuk adanya minyak bumi
2)      Radiolaria, endapan rangkanya membentuk tanah radiolarian yang berfungsi sebagai bahan penggosok.
3)      Escherechia coli, hidup pada usus besar manusia yang membantu proses pembusukan sisa-sisa makanan.
b)      Peranan yang merugikan
Entamoeba histolytica, parasit pada usus halus manusia yang meyebabkan penyakit disentri.
3)      Daur hidup Entamoeba histolytica
Dalam bentuk kista merupakan stadium infektif yang dibentuk di dalam rongga kolon                 dikeluarkan bersama kotoran (feses)                lalat atau benda lain                  makanan                dimakan inang baru (misalnya manusia)


Gambar. 5: Daur hidup Entamoeba histolytica
Keterangan:
Cysts : kista atau kapsul pelindung sel tubuh
Exystation : proses transformasi kembali menjadi bentuk trophozoit

b.            Flagellata (Mastigophora)
Contoh : Euglena viridis dan Astasia sp.
     
Gambar. 6: Struktur Euglena  

1)      Ciri-ciri dan sifat Flagellata
a)      Bersel satu, bentuk tetap dan tidak  mempunyai rangka.
b)      Alat gerak berupa flagel
c)      Berbintik mata (stigma)
d)     Ukuran tubuh antara 35-60 µ
e)      Umumnya berkloroplas
f)       Kebanyakan hidup di air tawar
g)      Bersifat autotrof dan lebih banyak memakan zat organik berupa larutan daripada zat padat (saprozoile)
h)      Berkembangbiak secara vegetatif dengan membelah diri ke arah memanjang (longitudinal).





Gambar. 7: Pembelahan longitudinal Euglena

2)   Peranan Flagellata bagi kehidupan manusia
Peranan Flagellata ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan bagi manusia.
i)        Peranan yang menguntungkan
Euglena, Volvox dan Pandorina, umumnya hidup bebas di perairan dan memiliki kloroplas sehingga merupakan bagian dari fitoplankton yang berperan sebagai produsen dalam ekosistem perairan.
j)        Peranan yang merugikan
1)      Trichomonas vaginalis,terdapat di dalam vagina manusia yang menyebabkan peradangan (vaginitis). Mukosa vagina dan serviks penuh dengan bercak-bercak merah. Peradangan ini menimbulkan rasa gatal dan panas serta mengeluarkan banyak sekret yang dikenal sebagai keputihan.
2)      Leishmania donovani, menyebabkan penyakit kala azar (leishmaniasis viceralis). Penyakit ini menyerang limpa, hati dan kelenjar limfa.
3)      Leishmania tropica, menyebabkan penyakit kulit (leishmaniasis culis atau oriental sore)
4)      Trypanosome gambiense, menyebabkan penyakit tidur. Penularannya melalui gigitan lalat tse tse, yaitu Glossina palpalis dan G. tachinoides.
5)      Trypanosoma rhodisiense, menyebabkan penyakit tidur. Penularanya melalui gigitan lalat tse tse, yaitu G. morsitans, G. pallidepes, dan G. swynnertoni.
6)      Trypanosome evansi, menyebabkan penyakit surra pada hewan memamah biak dan anjing. Penularannya melalui gigitan lalat, yaitu Tabanus dan Stomoxys.
7)      Trypanosome cruzy menyebabkan penyakit chagas dengan kutu Triatoma sebagai vektor.

2)      Daur hidup Trypanosoma
Sebagian besar daur hidup Trypanosoma terjadi secara bergantian di tubuh inang vertebrata dan invertebrata penularan invesi langsung atau tidak langsung dapat terjadi pada vertebrata. Penularan langsung terjadi secara mekanis dalam bentuk Trypanosoma infektif. Pada penularan tidak lanngsung, Trypanosoma harus mengalami pertumbuhan di dalam tubuh seekor serangga pengisap darah, sebelum menjadi infektif.














Gambar. 8: Daur hidup Trypanosoma cruzy


Keterangan :
Metacyclic             : tahap daur hidup suatu parasit ketika menginfeksi inang.
Midgut                  : bagian tengah saluran cerna promitif pada embrio.
Hindgut                 : bagian perut belakang pada masa embrio yang berdiferensiasi menjadi          
                                usus halus atau usus besar.




c.             Ciliata (Ciliophora)
Contoh : Paramecium sp


Gambar. 9: skema paramecium                       Gambar.10: Paramecium tampak dari  mikroskop

1)      Ciri-ciri dan sifat Cilliata
a)      Bersel satu dan bentuk tetap, seperti telapak sandal atau sepatu
b)      Pada dinding sel dilengkapi dengan rambut getar (silia) yang berfungsi sebagai alat gerak
c)      Mempunyai celah mulut yang dilanjutkan dengan kerongkongan pendek dan dilengkapi dengan anus sel.
d)     Memiliki dua inti, yaitu inti makro (makronukleus) dan inti mikro (mikronukleus).
e)      Terdapat rongga berdenyut (vakuola kontraktil).
f)       Hidup di air tawar yang banyak mengandung zat organik.
g)      Perkembangbiakan dilakukan dengan dua cara, yaitu secara vegetatif dengan membelah diri dan secara generatif dengan cara konjugasi.

Proses konjugasi Paramecium adalah sebagai berikut :
a)      Dua Paramecium saling menempel pada bagian mulut
b)      Bagian dinding sel yang berlekatan saling melebur, makronukleus lenyap, mikronukleus membelah secara mitosis.
c)      Tiga mikronukleus lenyap, tinggal satu mikronukleus pada masing-masing Paramecium.
d)     Mikronukleus membelah secara mitosis sehingga terbentuk dua inti gamet. Inti gamet yng satu tetap diam dan yang satu lagi saling bertukaran.
e)      Dua inti gamet melebur sehingga pada masing-masing Paramecium terbentuk inti zigot.
f)       Masing-masing inti zigot membelah tiga kali sehingga terbentuk delapan inti.
g)      Empat inti menjadi makronukleus, satu inti menjadi mikronukleus, dan tiga inti lenyap.
h)      Mikronukleus membelah secara mitosis yang diikuti dengan pembelahan sel sehingga masing-masing Paramecium mendapat dua makronukleus dan satu mikronukleus.
i)        Kemudian masing-masing Paramecium membelah lagi sehingga dari satu Paramecium menghasilkan empat Paramecium baru.









Gambar.11: Pembelahan Paramaecium


2)      Peranan Paramecium bagi kehidupan manusia
Balantidium coli dapat menyebabkan disentri (balantidiasis). B. coli adalah satu-satunya Cilliata yang bersifat pathogen dan merupakan Protozoa usus manusia yang terbesar.

d.            Sporozoa
Contoh : Plasmodium sp.
1 Plasmodium vivax
2 bentuk cincin
3bentuk cincin yang        matang/dewasa
4    trophozoit
5    trophozoit
6    schizont muda
7    schizont
8    schizont matang/dewasa
9    perkembangan gamet 
10  gamet betina (♀)
                                                                                                            11. gamet jantan (♂)
                             Gambar. 12: Plasmodium vivax

Keterangan :
Schizont : tahap daur hidup aseksual parasit malaria yang terbentuk dengan cara pembelahan ganda

e.             Ciri-ciri dan sifat Sporozoa
1)      Bersel satu dan dapat membentuk semacam spora dalam suatu siklus hidupnya.
a)      Tidak mempunyai alat gerak.
b)      Bersifat parasit pada manusia atau hewan.
c)      Berkembangbiak secara:
Ø  Vegetatif dengan schizogoni, yaitu membelah diri di dalam tubuh inang dan sporogoni. Yaitu membuat spora di dalam tubuh inang perantara.
Ø  Generatif dengan peleburan dua gamet yang terjadi di dalam tubuh nyamuk.
2)      Peranan Sporozoa bagi kehidupan manusia
Plasmodium merupakan parasit manusia. Ada tiga spesies utama yang merupakan parasit pada manusia yaitu:
Ø   Plasmodium vivax, menyebabkan malaria tertiana dengan masa sporulasi setiap 2 x 24 jam.
Ø   Plasmodium falciparum, menyebabkan malaria tropika dengan masa sporulasi setiap 1 x 24 jam.
Ø   Plasmodium malariae, menyebabkan malaria kuartana dengan masa sporulasi setiap 3 x 24jam.
Spesies ke empat yang jarang tetapi juga parasit pada tubuh manusia adalah Plasmodium ovale yang menyebabkan malaria ovale. Pada waktu sporulasi, suhu badan penderita menjadi naik. Penyerangan sporozoit-sporozoit terhadap sel-sel darah menyebabkan penderita kekurangan darah merah.

3)      Daur hidup Plasmodium
Gambar.13: Daur hidup Plasmodium
Ø   Daur hidup Plasmodium dimulai dari infeksi sporozoit yang dilakukan oleh tusukan nyamuk Anopheles betina.
Ø   Sporozoit menyerang eritrosit manusia yang kemudian berkembang biak secara vegetatif menjadi merozoit. Tahap perkembangan tersebut disebut sporulasi yang merupakan masa perkembangan aseksual Plasmodium.
Ø   Merozoit masak menyebabkan eritrosit pecah. Merozoit yang bebas siap menyerang eritrosit baru.
Ø   Diantara merozoit ada yang berkembang menjadi sel gamet (gametosit).
Ø   Jika gametosit terhisap oleh nyamuk maka gametosit akan berkembang menjadi gamet jantan (mikrogametosit) dan gamet betina (makrogametosit) di dalam perut nyamuk.
Ø   Mikrogamet dan makrogamet mengalami perkawinan sehingga terbentuk zigot.
Ø   Zigot menembus dinding usus nyamuk dan berubah menjadi ookista.
Ø   Ookista di jaringan bawah usus nyamuk membelah membentuk sporozoit.
Ø   Sporozoit dari jaringan bawah usus menerobos dinding kelenjar ludah. Jika nyamuk menusuk kembali orang yang sehat maka sporozoit masuk ke dalam tubuh orang tersebut. Dengan demikian terjadi penyebaran kembali.

Pemberantasan nyamuk malaria antara lain dengan cara:
Ø   Membasmi sarang-sarang perindukan
Ø   Membunuh larva dengan insektisida
Ø   Mengurangi jumlah nyamuk dewasa
Melindungi orang-orang yang peka terhadap nyamuk dengan cara sabagai berikut:
Ø   Mencegah jangan sampai ditusuk nyamuk dengan memasang kawat kasa atau kelambu
Ø   Menggunakn obat kimiawi yang supresit untuk mencegah pembiakan parasit di dalam eritrosit secara aseksual
Ø   Donor darah hendaknya dari orang yang tidak pernah mendapat serangan malaria.